Menabung Kalsium Sebelum Pensiun



Pada usia 26 tahun, Desti mulai merasakan sakit pada tulang belakangnya. Saat bangun tidur, dia butuh waktu lama untuk beranjak. “Punggung dan kaki linu,” kata karyawan sebuah swalayan ini. Bahkan Desti sudah dua kali jatuh saat berjalan. berdasarkan hasil roentgen dan pemeriksaan dokter, saraf di tulang belakang Desti tak bisa bekerja dengan baik. Tulang yang seharusnya berongga malah menyempit.

Tulang belakangnya juga mulai keropos. “Dokter juga heran, mosok usia belum kepala tiga sudah keropos,” kata dia. Desti mengaku jarang berolahraga dan tak menghiraukan zat gizi yang terkandung dalam makanannya.

Menurut dokter spesialis tulang, Dr dr Lukman Shebubakar SpOT (K), pengeroposan tulang (osteoporosis) yang terjadi pada Desti merupakan osteoporosis sekunder. “Penyebab osteoporosis ada dua, primer dan sekunder,” kata dokter dari Rumah Sakit Fatmawati itu saat media workshop “Pentingnya Asupan Kalsium pada Usia Sekolah” di Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Osteoporosis primer terjadi karena kekurangan kalsium. Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh faktor tertentu, misalnya penyakit atau yang lain. “Belum tentu pula apakah Desti terkena osteopenia (osteoporosis dini),” Lukman melanjutkan. Osteoponia merupakan fase sebelum osteoporosis datang.

Untuk menilai apakah seseorang terkena osteopenia, perlu dites dengan bone mineral density (BMD). Tes ini guna mengukur kepadatan tulang. Normalnya, angka hasil tes BMD di atas -1. Jika hasil tes BMD menunjukkan angka -1,0 hingga -2,5, itu menandakan osteopenia. Jika lebih dari - 2,5, artinya osteoporosis.

Lazimnya, penyakit pengeroposan tulang banyak menimpa perempuan yang mulai menopause. Sebab, saat menopause, produksi hormon estrogen–yang membantu penyerapan kalsium–berkurang. Menurut data Kementerian Kesehatan pada 2005, prevalensi osteoponia di Indonesia mencapai 41,7 persen atau dua dari lima orang Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis.

Bagaimana agar tak terkena osteopenia? Lagi-lagi kalsium berperan penting. Menurut Iip Syaiful, Kepala Seksi Standardisasi Konsumsi Makanan Kementerian Kesehatan, kalsium adalah zat yang dibutuhkan semua usia. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak jumlahnya dalam tubuh, atau 1,5-2 persen dari berat badan orang dewasa.

Kalsium penting bagi pembentukan tulang, gigi, kontraksi otot, penggumpalan darah, dan transmisi saraf. Tulang berfungsi sebagai bank kalsium dan fosfat bagi tubuh. Hanya 1 persen kalsium yang beredar dalam darah. “Sisanya, 99 persen, ada di tulang,” ujar Iip dalam acara yang sama.

Masa kritis pembentukan tulang terjadi pada usia 0-10 tahun. “Sebanyak 45 persen kepadatan tulang dibentuk pada usia ini,” Lukman melanjutkan. Pembentukan tulang juga terjadi pada usia 10-18 tahun. “Empat puluh lima persen kepadatan tulang juga ditentukan pada usia ini.” Sisa pembentukan massa tulang–5 persen–terjadi usia 18 tahun ke atas.

Lukman menjelaskan, penyerapan kalsium maksimal terjadi sebelum usia menginjak 30 tahun. Pada usia tersebut, tulang mulai pensiun menyerap kalsium. Jika tak ada stok kalsium, kalsium diambil dari tulang. “Jadinya osteoporosis alias keropos,” katanya. “Maka, tabunglah kalsium sebelum usia pensiun.”

Menurut angka kecukupan gizi (AKG) sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan, AKG kalsium mencapai puncaknya pada usia 10-18 tahun sebesar 1.000 miligram. Pada usia dini, kekurangan kalsium susah diketahui. Pasalnya, jika kandungan kalsium pada tubuh dites, tubuh akan mengambil dari bank kalsium. “Sehingga tak tampak apakah seseorang kurang kalsium atau tidak,” kata Lukman.

Kekurangan kalsium, terutama pada anak, selain menyebabkan tulang rapuh dan keropos, dapat mengganggu pertumbuhan. Kekurangan kalsium bisa pula menyebabkan kejang, terutama terjadi pada ibu hamil. Begitu pula akibatnya jika ibu hamil kelebihan kalsium.

Kelebihan kalsium juga bisa menyebabkan batu ginjal, mengganggu fungsi ginjal, dan susah buang air besar. Umumnya, kelebihan itu terjadi karena mengkonsumsi kalsium dari suplemen, bukan pada sumber kalsium alami. Jadi, jangan mengkonsumsi kalsium lebih dari 2.500 miligram per hari.

Selain itu, perbanyak olahraga dan konsumsi vitamin D. “Kalsium, vitamin D, dan olahraga adalah satu kesatuan.” Lukman mengingatkan pula, “Osteoporosis secara tak langsung juga mengancam perokok dan peminum alkohol.” NUR ROCMI

Angka Kecukupan Kalsium

Anak
0-6 bulan | 200 mg/hari
7-11 bulan | 400 mg/hari
1-6 tahun | 500 mg/hari
7-9 tahun | 600 mg/hari
10-18 tahun | 1.000 mg/hari
19- … | 800 mg/hari

(Sumber: Keputusan Menkes 1593/Menkes/SK/XI/2005)

Sumber Kalsium (sajian per 100 gram)

Ikan Teri | 1.000
Ikan Wader/Bilis | 1.426
Tepung Susu | 904
Keju | 777
Bayam Merah | 520
Tempe | 517
Kacang Tanah | 456
Kacang Merah | 293
Tahu | 223
Sawi | 220

(Sumber : Persatuan Ahli Gizi Indonesia)

Produk CNI yang bisa membantu meningkatkan kepadatan tulang, yaitu:
• CNI Sun Chlorella 3X5 tab/hari
• CNI Ester-C Plus 2X1 tab/hari
• CNI Marine Organic Calcium 3X1 tab/hari (diminum setelah makan)

Untuk pemesanan PRODUK CNI segera hubungi:
AGEN RESMI PRODUK CNI
Jl. Teratai RT 10, RW 04, Bligo, Candi, Sidoarjo, JAWA TIMUR 61271, Telp. 031-70520708, 031-8068858, HP. 08155064444 Untuk pesan Produk bisa Transfer ke BCA No. Rek: 018.33222.38 Atas nama: ANDY SUBANDONO (kami SIAP melayani pengiriman seluruh wilayah Indonesia ditambah ongkos kirim)
Related Posts with Thumbnails

Informasi yang lain, ada di bawah ini...