Banyak hal yang harus dilakukan untuk menciptakan rumah tangga yang bahagia, salah satunya adalah setia pada pasangan. Bagai-mana caranya?
Kesetiaan tampaknya menjadi barang langka belakangan ini. Sulit sekali rasanya menjamin kesetiaan pasangan agar rumah tangga bisa bertahan hingga maut memisahkan. Banyaknya kasus keretakan rumah tangga, tak harmonis, bahkan perceraian, seringkali karena ada salah satu pasangan yang tidak setia.
Yang lebih memprihatinkan, terjadi pergeseran nilai soal kesetiaan. Ketika nilai-nilai kesetiaan menjadi bahan pembicaraan, malah dianggap kuno. Padahal, kesetiaan seseorang terhadap pasangan hidupnya merupakan cerminan kualitas dan kematangan mental, karena ia mampu mempertahankan komitmen-komitmennya terhadap pasangan.
Kesetiaan pada dasarnya merupakan fondasi rumah tangga menuju kebahagiaan, meski tak selalu mudah mewujudkannya. Meski tidak mudah, tetap ada peluang bagi setiap pasangan suami-istri untuk mencapainya, kok. Oleh sebab itu, kesetiaan tak cukup menjadi tugas atau kewajiban salah satu pasangan semata, melainkan tanggung jawab bersama yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga.
Bagaimana cara membangun kesetiaan? Simak 5 jurus berikut:
1. HARGAI PASANGAN
Hargailah pasangan, bagaimanapun keadaannya. Kemauan untuk menghargai tak bisa lepas dari sikap rendah hati. Jika tidak, akan sulit bagi seseorang untuk mau menghargai. Dengan kerendahan hati, Anda siap menerima pasangan apa adanya. Tuntutan agar pasangan menyesuaikan diri bukanlah bentuk penghargaan, melainkan intervensi. Dan bagi pihak yang diintervensi, hal itu tentu dirasakan sebagai tekanan. Akibatnya, ada pihak yang merasa tak nyaman, tak tenang, dan hubungan suami-istri pun bisa terganggu.
Biarkan pasangan mengubah dirinya sendiri. Biarkan ia memiliki kesadaran diri yang penuh, bahwa perubahan yang ia lakukan bukanlah karena tuntutan orang lain, melainkan salah satu cintanya pada Anda. Demikian juga Anda. Andalah yang harus menyesuaikan diri terhadap pasangan.
2. TEMAN BERBAGI RASA
Banyak pasangan yang menyimpan "sesuatu" dan menunda untuk mencurahkan perasaannya kepada pasangannya. Bahkan, ia malah curhat kepada orang lain. Ini yang seringkali memicu konflik. Dan kalau itu terjadi, berarti pasangan merasa Anda bukanlah orang yang mampu mengerti apa yang ia rasakan, sehingga ia enggan berbagi rasa. Ia merasa Anda tak pernah memperhatikannya, Anda hanya membuatnya nomor dua.
Prinsip hubungan suami istri adalah tidak boleh mengesampingkan pasangan. Banyak orang yang marah ketika tahu bahwa pasangan hidupnya tak mampu menampung perasaannya. Akibatnya, ia mencurahkan semua yang ia alami kepada orang lain. Pasangan lebih percaya pada orang lain ketimbang Anda. Dan jika teman curhatnya lawan jenis, tak usah heran jika lama-lama muncul benih-benih asmara antara keduanya.
3. TABUNGAN EMOSI
Tabungan emosi berarti Anda harus mau mengerti pasangan, mau memberi yang terbaik untuk pasangan. Sentuhan-sentuhan yang bersifat fisik atau berwujud barang seringkali diyakini sebagai cara efektif untuk menabung emosi. Dalam jangka yang pendek mungkin benar, tetapi yang lebih penting adalah menciptakan tabungan emosi yang mampu bertahan lama.
Caranya sangat sederhana. Yang penting, jangan melakukan sesuatu yang Anda sendiri tak ingin pasangan melakukan untuk Anda. Artinya, jangan melakukan apa saja yang membuat pasangan marah, jika Anda sendiri tak mau diperlakukan sama. Ini akan membuat Anda mampu mengendalikan diri. Selalu menjaga sikap, tutur kata, dan perilaku, jangan sampai membuat pasangan sakit hati. Jika sampai ada yang sakit hati, biasanya akan diikuti dendam untuk membalas, dan bentuknya biasanya lebih menyakitkan daripada yang pernah Anda lakukan kepada pasangan.
4. TINGKATKAN KUALITAS KOMUNIKASI
Komunikasi yang berkualitas seringkali bisa menjadi perekat hubungan suami-istri. Komunikasi yang berkualitas akan membuat pasangan merasa Anda bisa menjadi teman diskusi. Banyak persoalan-persoalan yang dihadapi pasangan yang ingin dikomunikasikan pada Anda. Dan begitu Anda mampu menjadi pendengar yang baik, ia akan merasa nyaman.
Setiap orang ingin apa yang ia katakan didengar. Demikian juga halnya pasangan. Seringkali ini mengharuskan Anda untuk lebih banyak pasif, dan membiarkan pasangan mengutarakan apa yang ingin sampaikan. Tempatkan diri sebagai "tong sampah" yang siap menerima apa pun yang dimuntahkan pasangan.
5. JADILAH MOTIVATOR
Setiap orang pasti punya masalah. Begitu pun pasangan Anda. Dan seringkali masalah itu tak bisa ia selesaikan sendiri. Bisa saja masalah itu datangnya dari dirinya sendiri atau dari luar. Di saat inilah, peran Anda sangat dibutuhkan, karena Andalah orang yang paling dekat dengan pasangan. Anda harus bisa menjadi motivator. Sebagai motivator, Anda dituntut untuk mampu memberikan dorongan agar pasangan tidak menyerah pada masalah yang ia hadapi.
Anda harus tahu, masalah apa saja yang tengah dihadapi pasangan. Keterbukaan juga sangat memegang peranan penting. Semakin Anda mampu membuka tabir-tabir yang menyelimuti pasangan, maka semakin mudah pula Anda memberikan motivasi.