Migren pada remaja

Remaja berbeda dengan orang dewasa, begitu juga dengan migren yang mereka alami. Suatu penelitian percobaan, saat ini menemukan bahwa migren yang terjadi pada remaja dapat diatasi dengan obat-obat migren orang dewasa.—tetapi pengobatan bukanlah obat yang terbaik.


Migren yang dialami remaja lebih singkat dari yang dialami orang dewasa. Ini merupakan alasan yang sulit untuk membuktikan bahwa obat-obat baru ini efektif bagi orang dewasa. Suatu penelitian kecil saat ini menunjukkan bahwa obat-obat migren mahal ini juga efektif pada para remaja yang mengalami migren. Pada saat yang sama, penelitian tersebut menunjukkan bahwa program yang berdasarkan dengan pendekatan rumah (homebased) dapat membantu mereka mencegah dan mengatasi sakit kepala yang mereka alami.


Pimpinan penelitian Constance K.Cottrell, PhD yang merupakan proyek manajer penelitian pengobatan sakit kepala pada Universitas Ohio, Athens dan Columbus. Timnya mengembangkan suatu program terapi tingkah laku dengan pendekatan rumah yang mengajarkan para remaja untuk menggunakan suatu mesin biofeedback sederhana yang dilakukan bersamaan dengan tehnik-tehnik relaksasi.


Diharapkan terapi tingkah laku ini sebagai pilihan yang efektif untuk mengobati migren, jalas Cottrel kepada WebMD. Sangat baik bagi anak-anak untuk mengatasi migen mereka tanpa menggunakan obat-obatan. Dan juga banyak orangtua yang tidak menginginkan anak-anaknya menggunakan obat-obatan.


Cottrel membandingkan program yang berbasiskan rumah dengan pengobatan yang menggunakan obat-obat migren baru yang disebut triptans. Yang termasuk dalam triptans ini adalah Amerge, Imitrex, Maxalt dan Zomig. Obat-obat ini sangat membantu mengatasi serangan migren pada orang dewasa. Namun obat-obat tersebut dapat saja bekerja berlebihan pada para remaja.


Ketidakmampuan melakukan aktivitas yang diakibatkan penggunaan obat-obat ini lebih panjang daripada sakit kepala yang dialami. Ada seorang anak yang tidur selama 36 jam setiap kali ia meminum Maxalt, tetapi obat tersebut tidak dapat membantu selama hidupnya.


Cottrel mendapatkan 15 remaja yang menggunakan obat-obat ini mendapatkan pertolongan yang sangat besar pada sakit kepalanya. Sakit kepalanya hilang dengan cepat dan lamanya ketidakmampuan melakukan aktifitas selama sakit kepala lebih singkat.


Ke-15 orang remaja tersebut mengikuti terapi tingkah laku yang berbasiskan rumah ternyata mengalami hal yang sama yaitu sangat singkat mengalami ketidakmampuan beraktifitas selama sakit kepala. Mereka juga mengalami sedikit sekali jumlah serangan sakit kepala tiap bulannya dan jumlah hari serangan sakit kepala lebih pendek. Hal ini merupakan suatu peningkatan kualitas hidup yang berarti.


Program terapi tingkah laku ini mengajarkan mereka untuk memahami pemicu dari migren yang mereka alami, bagaimana cara menghindari faktor-faktor pemicu tersebut, bagaimana cara meredakan/mengatasi serangan sakit kepala, cara meminum obat-obat migren secara efektif dan bagaimana cara perbedaan berpikir Anda dalam menilai sakit kepala yang Anda alami sehingga mengetahui cara mengatasi sakit kepala tersebut sehingga menjadi lebih baik.


Salah satu elemen dari program ini adalah mesin biofeedback yang sederhana yang menggunakan suatu termometer yang kecil pada jari seseorang. Ide pemikirannya adalah untuk meningkatkan temperatur pada jari seseorang, yang mana menyebabkan relaksasi pembuluh darah di kepala sehingga mengurangi intensitas nyeri kepala. Para remaja sangat cepat mengikuti dan menerapkan tehnik-tehnik ini.


Setelah kunjungan pertama, para remaja tidak perlu datang kembali ke klinik. Walaupun mereka diberikan 10 bab petunjuk dan tips relaksasi, biofeedback dan mengatasi stres. Sekali seminggu para remaja ini konsultasi dengan seorang psikolog melalui telepon untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pelajari dari setiap bab mingguan tersebut. Banyak juga dari mereka yang gagal membaca penugasan yang harus mereka lakukan.Menurut Cottrel, kaset video atau program komputer dapat lebih mudah untuk dipahami dan akan tetap mempertahankan ketertarikan mereka untuk menjalani program ini.


Kemampuan dari terapi tingkah laku dan biofeedback untuk mengatasi migren telah terbukti Banyak jenis terapi tingkah laku yang ditujukan untuk membantu mengetahui faktor-faktor yang memicu migren Anda, hal-hal apa yang menempatkan Anda beresiko untuk mengalami fenomena migren ini,"kata Penzein kepada WebMD. Stres adalah faktor pemicu terbesar. Jika Anda dapat mengatasi reaksi stres, Anda dapat menghindari sakit kepala berat. Intervensi tingkah laku berguna untuk mengatasi migren –pembuktiannya sama baiknya dengan menggunakan obat-obatan. Rata-rata kebanyakan orang yang mengalami migren dapat menghindari serangan sakit kepalanya dengan melakukan beberapa tehnik ini.


Menurut Cottrel adalah tidak realistis jika kebanyakan remaja berpikir bahwa mereka akan menghabiskan waktu 20 menit sehari hanya untuk mempraktekkan tehnik relaksasi ini. Sehingga Cottrel mengajarkan kepada para remaja untuk lebih santai saat mereka bernapas dalam-dalam selama beberapa menit di dalam kelas pada kursinya masing-masing dan menenangkan diri mereka untuk beberapa menit.


Dia juga menyarankan agar para remaja tetap menjalankan kebiasaan makan dan tidur mereka. Kebiasaan waktu tidur dan makan yang teratur dapat mencegah timbulnya migren. Dan perlu juga dukungan dari orangtua.


"Orangtua harus mendengarkan keluhan anak-anaknya, berikan perhatian pada anak Anda saat ia merasa sakit kepala, " kata Cottrel. Orangtua diharapkan jangan pernah menyerah, karena ada pengobatan lain yang lebih aman dan dapat membantu. Cottrel menyampaikan penemuannya pada tanggal 21 Juni saat pertemuan tahunan American Headache Society.



Related Posts with Thumbnails

Informasi yang lain, ada di bawah ini...