Sampai batas tertentu, IQ seseorang memang ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungannya. Tapi sebenarnya faktor yang paling penting adalah kualitas perhatian yang diberikan orangtua kepada anaknya. Mencintai dan mengasuh anak-anak dengan penuh kasih sayang sangat berperan untuk mengembangkan intelegensia anak secara optimal. ASIH, ASAH, ASUH !
Ada banyak kegiatan yang dapat menstimulasi otak si kecil sejak bayi. Mungkin, Anda sudah melakukannya sehari-hari. Bagi Anda yang belum, tidak ada kata terlambat untuk memulai. Kegiatan ini, tidak hanya fun untuk little ones tapi juga menyenangkan bagi orangtua. Seperti :
Sering-sering Mengajak Bayi Mengobrol
Semakin sering orangtua mengajak bayi dan batitanya berbicara, semakin banyak kosa kata yang berkembang di otaknya. Sebab menurut Lise Elliot, Ph.D (pengarang buku What’s Going On in There? How The Brain and Mind Develop in The First Five Years of Life), ada hubungan antara intelegensia verbal seorang anak dengan banyaknya kata-kata yang ia dengar semasa bayi.
Sembari mengerjakan tugas-tugas rumahtangga atau ketika memandikan si kecil, usahakan terus bicara kepadanya, misalnya mengenalkan benda-benda yang ada di rumah atau menceritakan apa yang sedang anda kerjakan. Tidak sulit, kan?
Membaca Buku
Kegiatan membaca bersama dapat menambah ikatan emosional antara anda dengan si kecil. Ia (bayi anda) juga mulai belajar atau mengenal dasar-dasar membaca seperti, huruf, kata-kata dan cara membaca (dari kiri ke kanan). Gambar-gambar yang ada dibuku akan meningkatkan pengetahuannya karena ia bisa melihat hal-hal yang mungkin belum pernah ia lihat secara nyata. Setiap anda selesai membaca 1 buku, ulangi lagi. Sebab, dengan mengulang-ulang bacaan akan mempertajam ingatan (memory skill) si kecil.
Untuk menstimulasi sang jagoan kecilnya (Ardho, 2 thn), Lea sengaja memaparkannya dengan beragam visualisasi sejak ia bayi. Hasilnya, di usianya sekarang perbendaharaan kata Ardho sudah banyak, Ia juga mampu membedakan berbagai jenis benda, serta sudah pandai bercerita.
Menyusui
Sebuah penelitian di AS membuktikan bahwa semakin lama bayi disusui ASI selama 1 tahun pertama kehidupannya, semakin besar kesempatannya untuk memiliki IQ lebih tinggi. Meski begitu bagi para ibu yang karena alasan tertentu tidak dapat memberikan ASI kepada bayinya, tidak perlu merasa kecil hati. Perbedaan IQ yang ditunjukkan oleh hasil penelitian tersebut, secara rata-rata, cuma beberapa poin, kok!
Jika anda memutuskan untuk memberikan susu formula kepada bayi anda, pilihlah susu yang telah difortifikasi dengan zat besi. Sebuah studi di University of Michigan menunjukkan bahwa remaja yang semasa kecilnya mengalami iron deficiency (kekurangan asupan zat besi) cukup berat, cenderung memiliki kemampuan kognitif dan motorik yang lebih rendah dibandingkan teman-teman seusianya.
Beri Bayi Anda Waktu Untuk Dirinya Sendiri
Kalau anda selalu menyodorkan mainan kepada si kecil, ia tidak akan pernah punya kesempatan untuk mengamati lingkungan di sekelilingnya. Dengan ‘hanya’ mengamati, bayi Anda juga belajar banyak hal, lho!. Antara lain, melatih rentang perhatiannya karena itu penting bagi pencapaian akademisnya kelak. Biarpun masih bayi, ia juga butuh waktu khusus untuk menyenangkan diri sendiri.
Peluk Bayi Anda Sesering Mungkin
Hal yang paling memotivasi bayi untuk belajar bicara adalah keinginannya untuk berhubungan dengan orang lain. Jadi, sering-seringlah menggendong, memeluk dan melakukan kontak mata dengan bayi anda. Sekali ia tahu bahwa anda akan selalu ada untuknya, ia akan termotivasi untuk bereksplorasi.
Mengenalkan Bahasa Isyarat
Bahkan sebelum bisa berbicara, bayi sudah dapat anda ajak berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Menurut sebuah studi yang dilakukan di University of California, bayi-bayi yang mengenal 20 isyarat dapat berbicara lebih cepat dan memiliki IQ lebih tinggi dari mereka yang tidak pernah belajar bahasa isyarat.
Semua itu akan sangat sulit dilakukan jika suasana hati atau kesehatan mental orangtua sendiri sedang tidak baik. Disadari atau tidak, mood orangtua bisa memberikan efek yang cukup signifikan terhadap bayinya. Ketika mood anda sedang baik dan merasa bahagia, anda juga akan merasa bahagia bermain bersama sang buah hati. Tetapi kalau anda stress, si kecil mungkin akan kehilangan interaksi yang penuh kasih sayang dari anda. Kasihan, kan?!.
Ada banyak kegiatan yang dapat menstimulasi otak si kecil sejak bayi. Mungkin, Anda sudah melakukannya sehari-hari. Bagi Anda yang belum, tidak ada kata terlambat untuk memulai. Kegiatan ini, tidak hanya fun untuk little ones tapi juga menyenangkan bagi orangtua. Seperti :
Sering-sering Mengajak Bayi Mengobrol
Semakin sering orangtua mengajak bayi dan batitanya berbicara, semakin banyak kosa kata yang berkembang di otaknya. Sebab menurut Lise Elliot, Ph.D (pengarang buku What’s Going On in There? How The Brain and Mind Develop in The First Five Years of Life), ada hubungan antara intelegensia verbal seorang anak dengan banyaknya kata-kata yang ia dengar semasa bayi.
Sembari mengerjakan tugas-tugas rumahtangga atau ketika memandikan si kecil, usahakan terus bicara kepadanya, misalnya mengenalkan benda-benda yang ada di rumah atau menceritakan apa yang sedang anda kerjakan. Tidak sulit, kan?
Membaca Buku
Kegiatan membaca bersama dapat menambah ikatan emosional antara anda dengan si kecil. Ia (bayi anda) juga mulai belajar atau mengenal dasar-dasar membaca seperti, huruf, kata-kata dan cara membaca (dari kiri ke kanan). Gambar-gambar yang ada dibuku akan meningkatkan pengetahuannya karena ia bisa melihat hal-hal yang mungkin belum pernah ia lihat secara nyata. Setiap anda selesai membaca 1 buku, ulangi lagi. Sebab, dengan mengulang-ulang bacaan akan mempertajam ingatan (memory skill) si kecil.
Untuk menstimulasi sang jagoan kecilnya (Ardho, 2 thn), Lea sengaja memaparkannya dengan beragam visualisasi sejak ia bayi. Hasilnya, di usianya sekarang perbendaharaan kata Ardho sudah banyak, Ia juga mampu membedakan berbagai jenis benda, serta sudah pandai bercerita.
Menyusui
Sebuah penelitian di AS membuktikan bahwa semakin lama bayi disusui ASI selama 1 tahun pertama kehidupannya, semakin besar kesempatannya untuk memiliki IQ lebih tinggi. Meski begitu bagi para ibu yang karena alasan tertentu tidak dapat memberikan ASI kepada bayinya, tidak perlu merasa kecil hati. Perbedaan IQ yang ditunjukkan oleh hasil penelitian tersebut, secara rata-rata, cuma beberapa poin, kok!
Jika anda memutuskan untuk memberikan susu formula kepada bayi anda, pilihlah susu yang telah difortifikasi dengan zat besi. Sebuah studi di University of Michigan menunjukkan bahwa remaja yang semasa kecilnya mengalami iron deficiency (kekurangan asupan zat besi) cukup berat, cenderung memiliki kemampuan kognitif dan motorik yang lebih rendah dibandingkan teman-teman seusianya.
Beri Bayi Anda Waktu Untuk Dirinya Sendiri
Kalau anda selalu menyodorkan mainan kepada si kecil, ia tidak akan pernah punya kesempatan untuk mengamati lingkungan di sekelilingnya. Dengan ‘hanya’ mengamati, bayi Anda juga belajar banyak hal, lho!. Antara lain, melatih rentang perhatiannya karena itu penting bagi pencapaian akademisnya kelak. Biarpun masih bayi, ia juga butuh waktu khusus untuk menyenangkan diri sendiri.
Peluk Bayi Anda Sesering Mungkin
Hal yang paling memotivasi bayi untuk belajar bicara adalah keinginannya untuk berhubungan dengan orang lain. Jadi, sering-seringlah menggendong, memeluk dan melakukan kontak mata dengan bayi anda. Sekali ia tahu bahwa anda akan selalu ada untuknya, ia akan termotivasi untuk bereksplorasi.
Mengenalkan Bahasa Isyarat
Bahkan sebelum bisa berbicara, bayi sudah dapat anda ajak berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Menurut sebuah studi yang dilakukan di University of California, bayi-bayi yang mengenal 20 isyarat dapat berbicara lebih cepat dan memiliki IQ lebih tinggi dari mereka yang tidak pernah belajar bahasa isyarat.
Semua itu akan sangat sulit dilakukan jika suasana hati atau kesehatan mental orangtua sendiri sedang tidak baik. Disadari atau tidak, mood orangtua bisa memberikan efek yang cukup signifikan terhadap bayinya. Ketika mood anda sedang baik dan merasa bahagia, anda juga akan merasa bahagia bermain bersama sang buah hati. Tetapi kalau anda stress, si kecil mungkin akan kehilangan interaksi yang penuh kasih sayang dari anda. Kasihan, kan?!.