Nama penyakit ini sudah begitu familiar di telinga kita. Apalagi di Kepulauan Andalas, penyakit yang ditularkan nyamuk ini paling ditakuti. Sebab berdasarkan pengamatan Nurul Aznah reporter Wawasan Nusantara di Kabupaten Bungo Tebo, Kecamatan Pelepat Ilir, Jambi, penyakit malaria merupakan wabah yang sangat mematikan karena seringnya kematian yang disebabkan oleh penyakit ini. Rata-rata wabah ini menimpa para petani sawit, karet dan kopi.
”Kami biasa ke kebun dari pagi sampai jam tiga sore. Tak terasa, kadang-kadang nyamuk menggigit di bagian muka, kalau kami berpakaian serba panjang. Jadi, kalau kami lagi kurang enak badan, cepat sekali malaria menular”, jelas Syakir warga Dusun Smabu, Muara Kuamang.
Syakir adalah salah satu warga Muara yang tinggal di daerah aliran sungai. Sebagai petani karet, ia selalu mengenakan pakaian dobel dan panjang saat melakukan aktivitas nderes karet (menampung getah karet). Menurutnya bila tidak melindungi kulit dari gigitan nyamuk, bisa-bisa tidak hanya malaria yang menyerangnya tapi juga demam berdarah dan penyakit lain seperti penyakit berangak (sebutan penyakit gatal seperti kudis, kurap atau sejenisnya yang disebabkan oleh jamur dan agas/lemut ).
Malaria disebabkan banyaknya lahan yang digunakan sebagai perkebunan besar seperti sawit dan karet. Selain disebabkan banyaknya lahan yang digunakan sebagai perkebunan besar seperti sawit dan karet.
Jambi juga terkenal dengan pulau beranak sungai. Sebab panjangnya sungai Batang Hari, memiliki anak-anak sungai yang tersebar diseluruh pelosok Jambi. Belum lagi perilaku hidup masyarakat setempat yang berumah tinggal panggung, dan adanya penggalian emas ditanah-tanah rawa (disebut pendompeng, menggali emas dengan mesin), yang mengakibatkan timbulnya sungai-sungai buatan, yang menjadi sarang baru bagi nyamuk.
Perkebunan Besar
Perkebunan sawit, karet dan kopi, menjadi salah satu penyebab makin banyaknya domisili nyamuk. Selain lembab, daun kelapa sawit yang rindang menjadi perindukkan yang cocok bagi malaria. Seperti dilaporkan Nurul, faktor perkebunan besar sering menjadi sorotan tajam. Sebab limbah pabrik atau sisa produksi minyak kelapa sawit yang berdekatan dengan perumahan penduduk menggenang di daerah lembab sehingga menjadi sarang nyamuk dan bau. Selain limbah, rimbunnya perkebunan seringkali menjadi habitat nyaman nyamuk. Menurut salah satu ketua dusun, Zaedi, masalah nyamuk sejak dulu telah menjadi biang keladi melebarnya penyebaran malaria. Meski telah diberantas melalui penyemprotan dan berbagai penyuluhan tentang waspada nyamuk. Hasilnya tidak maksimal.
Anak Sungai
Anak-anak sungai yang tersebar di seluruh pelosok Jambi, kurang lebih dimanfaatkan penduduk setempat sebagai tempat MCK (Mandi Cuci Kakus). Tak jarang endapan sampah yang tidak terbawa aliran air, membawa genangan air ditepian sungai, sehingga menjadi sasaran empuk nyamuk-nyamuk rimba untuk beranak pinak.
Rumah Tinggal Panggung
Masyarakat Jambi khususnya warga asli dusun di Muara Kuamang, kebanyakan masih menggunakan rumah tinggal model panggung. Biasanya pemanfaatan rumah hanya di atas pangungnya. Sedangkan bagian bawah panggung digunakan untuk menjemur pakaian, atau tempat menyimpan kayu bakar bahkan tak jarang pula hewan ternaknya berkandang tak jauh dari rumah panggung. Atau sesekali mereka mengistarahatkan hewan ternaknya dibawah rumah panggung tersebut. Wajar bila nyamuk pada siang hari berkerumun di tempat tersebut.
Sungai Buatan Akibat Dompeng (Penggalian Emas Liar)
Beberapa waktu lalu Kecamatan Pelepat, ramai dengan adanya pendompengan. Namun keramaian itu tak berlangsung lama, sebab mendapat larangan keras oleh Bupati Kabutapaen Bungi Tebo, karena selain mengakibatkan timbulnya sungai buatan yang sangat dalam, tandus dan berbahaya juga menimbulkan genangan air, meski musim panas.
Menurut masyarakat setempat, nyamuk malaria rimba seringkali muncul dimusim menjelang hujan dan setelah hujan, terkadang musim panaspun nyamuk ada ditempat rindang. Seperti dikebun dan hutan rotan. “Kebiasaan kami bila berladang, berkebun ataupun untuk mengambil rotan dihutan, itu dipagi hari, sampai nanti kembali lagi sebelum zhurur”, kata Syakir, katanya kondisi daerah dan perilaku masyarakat setempat menjadi sumber kemunculan dan perpindahan nyamuk dari satu tempat ketempat lain.
Produk CNI yang bisa membantu mengatasinya yaitu:
• CNI Sun Chlorella 3X5 tab/hari
• CNI Ester-C Plus 2X1 tab/hari
• Air Degan Hijau (kelapa muda hijau)
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
”Kami biasa ke kebun dari pagi sampai jam tiga sore. Tak terasa, kadang-kadang nyamuk menggigit di bagian muka, kalau kami berpakaian serba panjang. Jadi, kalau kami lagi kurang enak badan, cepat sekali malaria menular”, jelas Syakir warga Dusun Smabu, Muara Kuamang.
Syakir adalah salah satu warga Muara yang tinggal di daerah aliran sungai. Sebagai petani karet, ia selalu mengenakan pakaian dobel dan panjang saat melakukan aktivitas nderes karet (menampung getah karet). Menurutnya bila tidak melindungi kulit dari gigitan nyamuk, bisa-bisa tidak hanya malaria yang menyerangnya tapi juga demam berdarah dan penyakit lain seperti penyakit berangak (sebutan penyakit gatal seperti kudis, kurap atau sejenisnya yang disebabkan oleh jamur dan agas/lemut ).
Malaria disebabkan banyaknya lahan yang digunakan sebagai perkebunan besar seperti sawit dan karet. Selain disebabkan banyaknya lahan yang digunakan sebagai perkebunan besar seperti sawit dan karet.
Jambi juga terkenal dengan pulau beranak sungai. Sebab panjangnya sungai Batang Hari, memiliki anak-anak sungai yang tersebar diseluruh pelosok Jambi. Belum lagi perilaku hidup masyarakat setempat yang berumah tinggal panggung, dan adanya penggalian emas ditanah-tanah rawa (disebut pendompeng, menggali emas dengan mesin), yang mengakibatkan timbulnya sungai-sungai buatan, yang menjadi sarang baru bagi nyamuk.
Perkebunan Besar
Perkebunan sawit, karet dan kopi, menjadi salah satu penyebab makin banyaknya domisili nyamuk. Selain lembab, daun kelapa sawit yang rindang menjadi perindukkan yang cocok bagi malaria. Seperti dilaporkan Nurul, faktor perkebunan besar sering menjadi sorotan tajam. Sebab limbah pabrik atau sisa produksi minyak kelapa sawit yang berdekatan dengan perumahan penduduk menggenang di daerah lembab sehingga menjadi sarang nyamuk dan bau. Selain limbah, rimbunnya perkebunan seringkali menjadi habitat nyaman nyamuk. Menurut salah satu ketua dusun, Zaedi, masalah nyamuk sejak dulu telah menjadi biang keladi melebarnya penyebaran malaria. Meski telah diberantas melalui penyemprotan dan berbagai penyuluhan tentang waspada nyamuk. Hasilnya tidak maksimal.
Anak Sungai
Anak-anak sungai yang tersebar di seluruh pelosok Jambi, kurang lebih dimanfaatkan penduduk setempat sebagai tempat MCK (Mandi Cuci Kakus). Tak jarang endapan sampah yang tidak terbawa aliran air, membawa genangan air ditepian sungai, sehingga menjadi sasaran empuk nyamuk-nyamuk rimba untuk beranak pinak.
Rumah Tinggal Panggung
Masyarakat Jambi khususnya warga asli dusun di Muara Kuamang, kebanyakan masih menggunakan rumah tinggal model panggung. Biasanya pemanfaatan rumah hanya di atas pangungnya. Sedangkan bagian bawah panggung digunakan untuk menjemur pakaian, atau tempat menyimpan kayu bakar bahkan tak jarang pula hewan ternaknya berkandang tak jauh dari rumah panggung. Atau sesekali mereka mengistarahatkan hewan ternaknya dibawah rumah panggung tersebut. Wajar bila nyamuk pada siang hari berkerumun di tempat tersebut.
Sungai Buatan Akibat Dompeng (Penggalian Emas Liar)
Beberapa waktu lalu Kecamatan Pelepat, ramai dengan adanya pendompengan. Namun keramaian itu tak berlangsung lama, sebab mendapat larangan keras oleh Bupati Kabutapaen Bungi Tebo, karena selain mengakibatkan timbulnya sungai buatan yang sangat dalam, tandus dan berbahaya juga menimbulkan genangan air, meski musim panas.
Menurut masyarakat setempat, nyamuk malaria rimba seringkali muncul dimusim menjelang hujan dan setelah hujan, terkadang musim panaspun nyamuk ada ditempat rindang. Seperti dikebun dan hutan rotan. “Kebiasaan kami bila berladang, berkebun ataupun untuk mengambil rotan dihutan, itu dipagi hari, sampai nanti kembali lagi sebelum zhurur”, kata Syakir, katanya kondisi daerah dan perilaku masyarakat setempat menjadi sumber kemunculan dan perpindahan nyamuk dari satu tempat ketempat lain.
Produk CNI yang bisa membantu mengatasinya yaitu:
• CNI Sun Chlorella 3X5 tab/hari
• CNI Ester-C Plus 2X1 tab/hari
• Air Degan Hijau (kelapa muda hijau)
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk pemesanan PRODUK CNI segera hubungi:
AGEN RESMI PRODUK CNI
Jl. Teratai RT 10, RW 04, Bligo, Candi, Sidoarjo, JAWA TIMUR 61271, Telp. 031-70520708, 031-8068858, HP. 08155064444 Untuk pesan Produk bisa Transfer ke BCA No. Rek: 018.258.1257 Atas nama: ANDY SUBANDONO (kami SIAP melayani pengiriman seluruh wilayah Indonesia ditambah ongkos kirim)
AGEN RESMI PRODUK CNI
Jl. Teratai RT 10, RW 04, Bligo, Candi, Sidoarjo, JAWA TIMUR 61271, Telp. 031-70520708, 031-8068858, HP. 08155064444 Untuk pesan Produk bisa Transfer ke BCA No. Rek: 018.258.1257 Atas nama: ANDY SUBANDONO (kami SIAP melayani pengiriman seluruh wilayah Indonesia ditambah ongkos kirim)