Sebenarnya yang paling menentukan dalam penentuan jenis kelamin anak adalah sperma dari pria. Sperma pria mengandung kromosom X dan kromosom Y, sedangkan sel telur wanita hanya mengandung kromosom X. Jadi untuk mendapatkan anak laki-laki, diperlukan pasangan kromosom X dan Y, sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan, hanya kromosom X dan X.
Sperma X berukuran lebih besar dan mempunyai daya hidup yang lebih lama (5-6 hari), namun bergerak lebih lambat. Sedangkan sperma Y berukuran lebih kecil, cepat mati, namun bergerak lebih cepat. Perlu diketahui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelahiran anak dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih tinggi, yaitu mencapai 51%.
Waktu berhubungan seks
Jika menginginkan anak laki-laki, lakukan hubungan seks menjelang ovulasi. Sebaliknya lakukan hubungan seks jauh-jauh hari sebelum ovulasi jika menginginkan anak perempuan. Penentuan waktu ovulasi pada wanita dapat dilakukan misalnya dengan mengukur suhu badan, penggunaan kalender, atau mengukur kekentalan lendir vagina.
Hubungan seks yang dilakukan sebelum ovulasi memperlihatkan bahwa sperma X akan mengelilingi ovarium sambil menantikan matang dan saat lepasnya sel telur dari ovarium, sedangkan sperma Y tidak dapat bertahan lama dan akhirnya mati. Dengan demikian hanya sperma X yang akan membuahi sel telur X sehingga kemungkinan lahirnya anak perempuan menjadi sangat tinggi.
Bila hubungan seks dilakukan menjelang ovulasi, sperma Y yang mempunyai kecepatan bergerak yang tinggi dapat segera mencapai sel telur yang sudah matang, sedangkan sperma X tertinggal jauh di belakang. Cara tersebut akan memungkinkan lahirnya anak laki-laki.
Konsumsi makanan tertentu
Bila mengonsumsi makanan yang rendah garam dan kaya potasium (seperti pisang dan kentang), maka kemungkinan anak yang lahir adalah berjenis kelamin laki-laki. Namun bila sering mengonsumsi susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau, maka kemungkinan anak yang lahir adalah berjenis kelamin perempuan.
Jenis pekerjaan
Jika menginginkan anak perempuan, suami sebaiknya bekerja di perkotaan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 40% anak perempuan lahir dari ayah yang bekerja pada lingkungan perkotaan. Lingkungan kota umumnya telah terpolusi dengan bahan kimia yang dapat membunuh sperma Y, sedangkan sperma X dengan daya tahan yang tinggi akan tetap hidup.
Jumlah sperma
Jumlah sperma yang sedikit lebih cenderung menciptakan bayi perempuan dan sebaliknya. Untuk mencapai jumlah seperma yang sedikit dapat dilakukan dengan menjaga suhu di daerah kemaluan agar tetap tinggi (misalnya sering memakai celana jins atau celana panjang yang ketat) atau suami mandi air hangat sebelum melakukan hubungan seks,serta lakukan hubungan seks sesering mungkin.
Jika ingin mencapai jumlah sperma yang banyak dapat melakukan hal yang sebaliknya. Batasi frekuensi hubungan seks dan jaga suhu di daerah kemaluan tetap sejuk dan sebaiknya mandi air dingin sebelum melakukan hubungan seks.
Posisi hubungan seks
Untuk mendapatkan anak perempuan, lakukan posisi hubungan seks yang dapat memperlambat sperma masuk ke rahim dan saluran telur. Lingkungan vagina yang asam menyebabkan sperma Y sangat sulit untuk mencapai sel telur sehingga mati di tengah jalan. Teknik hubungan seks harus diupayakan agar jangan sampai penis memasuki vagina terlalu dalam. Sedangkan untuk mendapatkan anak laki-laki, hubungan seks diarahkan agar penis mencapai vagina secara penuh. Posisi tersebut dapat mempercepat masuknya sperma ke dalam vagina, rahim, dan saluran telur sehingga sperma Y akan melewati lingkungan asam di vagina dan dapat secara cepat mencapai sel telur.
Orgasme
Istri yang mengalami orgasme lebih awal dibandingkan suaminya diduga akan memungkinkan lahirnya bayi laki-laki. Saat orgasme, wanita akan memproduksi cairan yang bersifat basa dan merupakan lingkungan yang baik untuk kehidupan sperma Y.