Makassar, Kominfo Newsroom -- Tim penanggulang flu burung Pemerintah Kota Makassar memusnahkan sedikitnya 167 ekor unggas yang positif terjangkit virus avian influenza (H5N1), menyusul laporan warga setempat yang menyebutkan banyak ayam yang mati mendadak. Pemusnahan tersebut dilakukan dengan cara membakar unggas beserta kandangnya, yang berlokasi di Dusun Tangkejangang Jalan Pattene RT 5/RW 2 Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya, Jumat (14/11).
Langka h pemusnahan unggas ini dilakukan,terkait laporan warga di sekitar lokasi pemusnahan yang menyatakan banyak ayam ternak di wilayah tempat tinggal mereka yang mati mendadak dalam kurun waktu tiga hari terakhir. Selain itu, saat ini tercatat sekitar 17 warga diduga terjangkit virus avian influenza (AI) dan mereka kini tengah diisolasi di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
ement ara Proses pemusnahan unggas tersebut berlangsung lancar, tak seorangpun warga yang protes saat ternaknya baik ayam, itik, dan burung peliharaannya diambil petugas. Bahkan, puluhan warga secara sukarela membawa unggasnya untuk dimusnahkan. Staf Bidang Peternakan DPKP Makassar drh Nurmayanti menjelaskan, kebanyakan unggas yang dimusnahkan adalah ayam, dan setelah diperiksa di laboratorium veteriner hewan Maros, bangkai ayam itu memang mengandung virus membahayakan tersebut.
Demik ian halnya, pada ayam yang hidup, saat diperiksa ayam itu memang positif terjangkit virus flu burung.
''Ada dua sampel ayam yang dikirim ke laboratorium, dan semua hasilnya positif. Untuk itu, sebagai antisipasi agar virus tidak menyebar, maka seluruh unggas berjarak radius 1 kilometer dari lokasi kejadian semuanya akan dimusnahkan,'' katanya. saat ditemui saat pemusnahan unggas tersebut. Nurmayanti mengungkapkan, pasca pemusnahan itu pihaknya memperketat pengawasan di lokasi kejadian, bahkan tim akan diturunkan untuk menyisir daerah sekitar yang diduga bisa menyebarkan virus yang sama.
Selain memusnahkan unggas, kata Nurmayanti, melalui kerjasama dengan Dinas Kesehatan di lokasi tersebut juga dilakukan penyemprotan anti biotic untuk mencegah penyebaran virus ini ke daerah lain. Pemusnahan unggas tersebut disaksikan, anggota Komnas Flu Burung, Dinas Kesehatan Sulsel dan Makassar, Dinas Peternakan Sulsel, Dinas Perikanan,Kelautan dan Ketahanan Pangan Makassar (DPKP), camat serta para lurah.
Sementar a itu, Walikota Makassar Andi Herry Iskandar menuturkan, kasus flu burung yang ditemukan bukanlan kejadian luar biasa (KLB), sebab belum ada kepastian apakah mereka benar mengidap avian influenza (AI) atau tidak. ''Jangan cepat menyimpulkan sesuatu, tunggu saja hasil pemeriksaan dari laboratorium. Nanti dari situ baru bisa diambil kesimpulan, paling lambat seminggu sudah ada hasilnya,'' kata Herry usai mengunjungi pasien suspectflu burung di RS Wahidin Sudirohusodo, Kamis.
Langkah antisipasi yang dilakukan tim medis Pemkot Makassar maupun provinsi dinilainya sudah sangat sigap dan tepat, baik penanganan medis maupun non medis. Karena begitu ada laporan seluruh instansi terkait langsung menanganinya. Mulai dari perawatan hingga memusnahkan unggas yang dianggap sumber penyakit berbahaya itu. Menurut Herry, kondisi pasien yang tengah dirawat kini mulai membaik, termasuk empat balita yang semula dinyatakan mengalami demam tinggi. ''Tidak usah khawatir, untuk kasus seperti ini bukan saja Rumah Sakit Wahidin yang siap menampung pasien, tapi juga ada dua rumah sakit yakni RS Faisal dan RS Akademis yang siap menampung jika petugas kewalahan menangani pasien suspect ini,'' katanya.
Sementara itu, tim medis Dinas Kesehatan Makassar juga telah mengambil sampel darah dan air liur dari 17 warga yang diduga terjangkit penyakit flu burung ini. Selain diperiksa di Laboratorium Unhas, tim ini juga telah mengirim sampelnya ke laboratorium penelitian dan pengembangan (Litbangkes) Departemen Kesehatan RI. Langkah ini diambil untuk menentukan kepastian positif atau tidaknya para pasien tersebut terjangkit flu burung. Biasanya, hasil labolatorium baru bisa diketahui setelah seminggu.
Terpi sah Juru bicara Tim Medis Penanggulangan Flu Burung RS Wahidin Sudirohusodo, dr Khalid Saleh mengatakan, semua pasien yang diperiksa diruang isolasi menderita gejala penyakit mirip flu burung. Mereka terserang flu, batuk, demam dan sesak nafas.
Khalid menyatakan, untuk memaksimalkan penanganan maka di rumah sakit ini telah dibentuk posko penanggulangan, guna memudahkan koordinasi dalam penanganan pasien. Selain itu, khusus ruang perawatan pasien diperketat, tidak dibolehkan masuk kecuali keluarga pasien dan tenaga medis. ''Di ruangan itu kami buat dua zona, yakni zona kuning masih bisa dimasuki dan zona merah hanya untuk tim medis,'' katanya. Data tim medis RS Waidin menyebutkan, kurun waktu 2006 hingga 2007 kasus suspect flu burung yang ditemukan mencapai 37 kasus, dan satu diantaranya pasien dinyatakan positif. Dan untuk tahun ini hingga November, tercatat 17 pasien suspect flu burung.
Staf Komisi Nasional (Komnas) Flu Burung dr Armyn Nurdin mengungkapkan, penanganan pasien yang diduga flu burung sudah sesuai standar nasional, bahkan sesuai standar World Health Organization (WHO), seperti penanganan bio security, depopulasi unggas, pemberian anti virus hingga pembersihan area kejadian.
Sumber: makassarkota.go.id
Produk CNI yang bisa membantu mengatasi Flu Burung yaitu:
• CNI Sun Chlorella 3X5 tab/hari
• CNI Ester-C Plus 2X1 tab/hari
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Langka h pemusnahan unggas ini dilakukan,terkait laporan warga di sekitar lokasi pemusnahan yang menyatakan banyak ayam ternak di wilayah tempat tinggal mereka yang mati mendadak dalam kurun waktu tiga hari terakhir. Selain itu, saat ini tercatat sekitar 17 warga diduga terjangkit virus avian influenza (AI) dan mereka kini tengah diisolasi di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
ement ara Proses pemusnahan unggas tersebut berlangsung lancar, tak seorangpun warga yang protes saat ternaknya baik ayam, itik, dan burung peliharaannya diambil petugas. Bahkan, puluhan warga secara sukarela membawa unggasnya untuk dimusnahkan. Staf Bidang Peternakan DPKP Makassar drh Nurmayanti menjelaskan, kebanyakan unggas yang dimusnahkan adalah ayam, dan setelah diperiksa di laboratorium veteriner hewan Maros, bangkai ayam itu memang mengandung virus membahayakan tersebut.
Demik ian halnya, pada ayam yang hidup, saat diperiksa ayam itu memang positif terjangkit virus flu burung.
''Ada dua sampel ayam yang dikirim ke laboratorium, dan semua hasilnya positif. Untuk itu, sebagai antisipasi agar virus tidak menyebar, maka seluruh unggas berjarak radius 1 kilometer dari lokasi kejadian semuanya akan dimusnahkan,'' katanya. saat ditemui saat pemusnahan unggas tersebut. Nurmayanti mengungkapkan, pasca pemusnahan itu pihaknya memperketat pengawasan di lokasi kejadian, bahkan tim akan diturunkan untuk menyisir daerah sekitar yang diduga bisa menyebarkan virus yang sama.
Selain memusnahkan unggas, kata Nurmayanti, melalui kerjasama dengan Dinas Kesehatan di lokasi tersebut juga dilakukan penyemprotan anti biotic untuk mencegah penyebaran virus ini ke daerah lain. Pemusnahan unggas tersebut disaksikan, anggota Komnas Flu Burung, Dinas Kesehatan Sulsel dan Makassar, Dinas Peternakan Sulsel, Dinas Perikanan,Kelautan dan Ketahanan Pangan Makassar (DPKP), camat serta para lurah.
Sementar a itu, Walikota Makassar Andi Herry Iskandar menuturkan, kasus flu burung yang ditemukan bukanlan kejadian luar biasa (KLB), sebab belum ada kepastian apakah mereka benar mengidap avian influenza (AI) atau tidak. ''Jangan cepat menyimpulkan sesuatu, tunggu saja hasil pemeriksaan dari laboratorium. Nanti dari situ baru bisa diambil kesimpulan, paling lambat seminggu sudah ada hasilnya,'' kata Herry usai mengunjungi pasien suspectflu burung di RS Wahidin Sudirohusodo, Kamis.
Langkah antisipasi yang dilakukan tim medis Pemkot Makassar maupun provinsi dinilainya sudah sangat sigap dan tepat, baik penanganan medis maupun non medis. Karena begitu ada laporan seluruh instansi terkait langsung menanganinya. Mulai dari perawatan hingga memusnahkan unggas yang dianggap sumber penyakit berbahaya itu. Menurut Herry, kondisi pasien yang tengah dirawat kini mulai membaik, termasuk empat balita yang semula dinyatakan mengalami demam tinggi. ''Tidak usah khawatir, untuk kasus seperti ini bukan saja Rumah Sakit Wahidin yang siap menampung pasien, tapi juga ada dua rumah sakit yakni RS Faisal dan RS Akademis yang siap menampung jika petugas kewalahan menangani pasien suspect ini,'' katanya.
Sementara itu, tim medis Dinas Kesehatan Makassar juga telah mengambil sampel darah dan air liur dari 17 warga yang diduga terjangkit penyakit flu burung ini. Selain diperiksa di Laboratorium Unhas, tim ini juga telah mengirim sampelnya ke laboratorium penelitian dan pengembangan (Litbangkes) Departemen Kesehatan RI. Langkah ini diambil untuk menentukan kepastian positif atau tidaknya para pasien tersebut terjangkit flu burung. Biasanya, hasil labolatorium baru bisa diketahui setelah seminggu.
Terpi sah Juru bicara Tim Medis Penanggulangan Flu Burung RS Wahidin Sudirohusodo, dr Khalid Saleh mengatakan, semua pasien yang diperiksa diruang isolasi menderita gejala penyakit mirip flu burung. Mereka terserang flu, batuk, demam dan sesak nafas.
Khalid menyatakan, untuk memaksimalkan penanganan maka di rumah sakit ini telah dibentuk posko penanggulangan, guna memudahkan koordinasi dalam penanganan pasien. Selain itu, khusus ruang perawatan pasien diperketat, tidak dibolehkan masuk kecuali keluarga pasien dan tenaga medis. ''Di ruangan itu kami buat dua zona, yakni zona kuning masih bisa dimasuki dan zona merah hanya untuk tim medis,'' katanya. Data tim medis RS Waidin menyebutkan, kurun waktu 2006 hingga 2007 kasus suspect flu burung yang ditemukan mencapai 37 kasus, dan satu diantaranya pasien dinyatakan positif. Dan untuk tahun ini hingga November, tercatat 17 pasien suspect flu burung.
Staf Komisi Nasional (Komnas) Flu Burung dr Armyn Nurdin mengungkapkan, penanganan pasien yang diduga flu burung sudah sesuai standar nasional, bahkan sesuai standar World Health Organization (WHO), seperti penanganan bio security, depopulasi unggas, pemberian anti virus hingga pembersihan area kejadian.
Sumber: makassarkota.go.id
Produk CNI yang bisa membantu mengatasi Flu Burung yaitu:
• CNI Sun Chlorella 3X5 tab/hari
• CNI Ester-C Plus 2X1 tab/hari
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”