Apakah Anda mempunyai binatang peliharaan di rumah? Bila ya, sebaiknya Anda mulai waspada jika ternyata binatang kesayangan Anda adalah kucing. Memilih kucing sebagai binatang kesayangan sering kita temui pada wanita, bahkan kerap kali diajak tidur bersama. Namun bertolak belakang dengan bentuknya yang dianggap manis dan menggemaskan, ternyata kucing berpotensi menularkan penyakit yang cukup mengerikan, khususnya bagi wanita: Toxoplasmosis.
Apa itu Toxoplasmosis ?
Toxoplasmosis atau biasa disebut “toxo” adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Toxoplama gondii. Parasit ini pertama kali ditemukan pada limpa dan hati Ctenodactyles gondii, sejenis hewan pengerat (rodent) dari Sahara, Afrika utara pada tahun 1908. Sedangkan pada manusia baru ditemukan di Cekoslowakia pada 1923. Kucing merupakan hospes definitif (tempat hidup utama) parasit ini. Sebenarnya parasit ini dapat juga ditemukan pada beberapa jenis hewan, namun hanya pada usus kucing parasit berkembang biak secara seksual maupun aseksual dengan cara membelah diri. Infeksi akan terjadi bila bentuk yang infektif ini tertelan oleh hospes yang sesuai, yaitu jenis mamalia, burung, tak terkecuali manusia. Dalam tubuh hospes perantara ini, parasit hanya dapat berkembang biak secara aseksual.
Siklus Parasit Toxoplasma
Kucing dapat mengidap toxoplasma setelah menelan setidaknya satu dari tiga bentuk infektif parasit yaitu : kista, ookista atau takizoit. Siklus intraintestinal akan terjadi bila kista yang terkandung dalam tubuh burung atau tikus (sebagai hospes perantara) tertelan oleh kucing, yang merupakan predatornya.Parasit kemudian akan menggandakan diri pada dinding usus dan menghasilkan ookista, yang terekskresi melalui feses kucing dalam waktu 2-3 minggu. Dalam jangka waktu 5 hari, ookista bersporulasi menjadi bentuk yang infeksius terhadap manusia dan jenis hewan lainnya.
Bentuk ini mempunyai ketahanan yang cukup tinggi terhadap kondisi lingkungan, serta dapat bertahan pada tanah yang cukup lembab dan pasir dalam jangka waktu beberapa bulan. Selama siklus intra intestinal (dalam usus) berlangsung, sejumlah parasit toxoplasma melakukan penetrasi pada dinding usus dan menggandakan diri menjadi bentuk takizoit. Tak lama kemudian bentuk ini akan keluar dari usus dan menyebar ke bagian tubuh lain, untuk memulai siklus ekstra intestinal (diluar usus). Pada akhirnya sistim immune (kekebalan) kucing akan menghambat perkembangan bentuk infeksius ini, dan menyebabkan terkumpulnya bentuk bradizoit yang bersifat dormant (tidur) pada jaringan otak dan otot. Kebanyakan bentuk kista akan tetap terdapat dalam tubuh hospes sepanjang hidupnya dalam keadaan dormant(tidur). Secara perlahan bentuk ini akan berubah menjadi bentuk kista dan menyebabkan infeksi kronik pada hospes perantara. Siklus ekstra intestinal (diluar usus) ini tidak hanya terjadi dalam tubuh kucing, namun dapat juga terjadi pada hospes perantara, termasuk diantaranya manusia.
Bagaimana Penularan Toxoplasma ?
Toxoplasma dapat ditularkan melalui tiga cara :
1. Kontak langsung dengan feses kucing yang telah terinfeksi
Menurut sebuah penelitian, feses(tinja) seekor kucing mengandung tidak kurang dari 10 juta ookista setelah 2 minggu terinfeksi. Bentuk ookista biasanya terjadi 2-5 hari setelah parasit dikeluarkan bersamaan dengan feses(tinja) kucing. Sejauh ini tidak ada metode yang dapat digunakan untuk mencegah binatang peliharaan, khususnya kucing, untuk terinfeksi dan atau menjadi perantara penularan parasit toxoplasma.
2. Memakan daging mentah atau setengah matang
Ratusan jenis hewan mamalia dan burung dapat terinfeksi oleh toxoplasma dengan cara yang hampir sama dengan infeksi yang terjadi pada manusia, yaitu dengan kontak langsung melalui bahan makanan dan air yang telah terkontaminasi oleh parasit toxoplasma. Akibatnya, manusia dapat pula terinfeksi setelah mengkonsumsi jenis hewan yang telah terinfeksi. Pada negara-negara industri, transmisi pada manusia umumnya berkaitan dengan kebiasaan memakan daging setengah matang, terutama daging babi dan domba (pada beberapa daerah di dunia diperkirakan 10% daging domba dan 25% daging babi mengandung bentuk kista toxoplasma). Parasit ini juga dapat terkandung dalam produk susu yang tidak melalui proses pasteurisasi, misalnya susu kambing. Lalat maupun kecoa yang telah melakukan kontak langsung dengan feses kucing juga berpotensi menjadi sumber infeksi.
3. Infeksi kongenital melalui plasenta ibu hamil kepada janinnya.
Parasit toxoplasma tidak dapat menular antar manusia, kecuali dari ibu pada janinnya selama atau sebelum kehamilan berlangsung. Gilbert tahun 2001 memperkirakan bahwa wanita hamil yang menderita toksoplasmosis 25% akan menularkan ke janinnya.
Yang Paling Beresiko Menderita Toxoplasma
Meskipun insiden toxoplasma belum mengalami perubahan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir, kewaspadaan dan perhatian terhadap penyakit ini telah meningkat drastis. Diperkirakan sekitar 30 - 50% populasi dunia telah terinfeksi oleh toxoplasma, dan lebih dari 3000 infeksi toxoplasma terjadi pada kehamilan di Amerika Serikat, sebagian besar tanpa gejala. Penelitian yang dilakukan Gandhahusada tahun 1995 menunjukkan bahwa angka prevalensi toxoplasmosis pada manusia berkisar antara 2-63%, 35-73% pada kucing, 75% pada anjing, 11-61 % pada kambing, 11-36% pada babi, dan kurang dari 10% pada sapi/kerbau (Chandra, 2001).
Kebanyakan infeksi pada manusia dewasa terjadi tanpa gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan seperti peningkatan suhu tubuh dan pembesaran kelenjar limpa. Berdasarkan dampak yang dapat diakibatkan oleh penyakit ini, infeksi kongenital merupakan hal yang patut dicermati. Sekitar 45% penularan toxoplasma terjadi melalui infeksi kongenital. Dari jumlah ini, 60% diantaranya merupakan infeksi sub-klinis, 9% mengakibatkan kematian janin dan 30% menimbulkan dampak yang cukup berat (hydrocephalus, retinochoroiditis, dan retardasi mental).
Dampak infeksi sangat jarang terlihat bila ibu mengalami infeksi pada tri semester terakhir kehamilannya, namun resiko yang lebih buruk terjadi pada infeksi yang berlangsung pada tri semester pertama kehamilan, antara lain kematian janin dan malformasi bayi. Gejala yang lebih jelas terlihat setelah kelahiran, dapat pula muncul beberapa minggu, beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah kelahiran (beberapa gejala klinis bisa jadi baru nampak pada masa pubertas sebagai akibat dari infeksi kongenital). Abnormalitas sistem saraf (retardasi mental) dan penglihatan (kebutaan), hydrocephalus, gangguan pendengaran, demam, jaundice, dengan berbagai komplikasinya, merupakan manifestasi klinis yang biasa dialami oleh pasien toxoplasma. Gejala dan tanda-tanda lain yang mungkin terjadi adalah pembesaran maupun pengecilan kepala, ruam, memar dan pendarahan bawah kulit, anemia serta pembesaran liver dan limpa.
Individu dengan sistem immune yang lemah (pada penderita AIDS, kanker atau pasien transplantasi organ) merupakan golongan yang mempunyai beresiko tinggi menderita infeksi toxoplasma. Parasit dormant yang semula inaktif dapat pecah dan secara tiba-tiba mengganas. Tak heran pada pasien dengan kondisi ini, terutama AIDS, angka relapse dan mortalitas akibat toxoplasma tergolong tinggi.
Mencegah Toxoplasma
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari jangkitan penyakit ini, antara lain dengan melakukan langkah-langkah pencegahan berikut ini :
1. Menghindari makan makanan mentah atau setengah matang, terutama daging babi, sapi dan kambing. Pemanasan yang ideal untuk bahan makanan ini adalah 70oC (158oF) selama 15-30 menit. Selain dengan pemanasan, perlakuan lain tidak akan menghilangkan kista toxoplasma.
2. Hindarilah kontak langsung dengan tanah yang merupakan sarana yang paling potensial mengandung ookista, khususnya bila di sekitar kediaman Anda terdapat kucing. Daya tahan ookista cukup lama pada tanah yang lembab dan terhindar dari sinar matahari langsung. Bila Anda tidak dapat menghindari kontak dengan tanah, gunakanlah sarung tangan dan cucilah tangan Anda setelah kontak dengan sabun dan air.
3. Biasakanlah mencuci sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi.
4. Pola hidup higienis akan lebih menjamin kesehatan. Bagi Anda yang biasa makan dengan menggunakan tangan, cucilah tangan Anda dengan sabun sebelum makan.
5. Mencuci pisau dan perkakas rumah tangga dapur lain setelah digunakan untuk memotong atau menampung daging mentah, sayuran atau buah-buahan yang belum dicuci dengan sabun dan air panas, untuk menghindari kontaminasi silang antara benda atau bahan mentah dengan bahan makanan yang telah matang.
6. Untuk wanita hamil, usahakan untuk menghindari kontak dengan kucing, apalagi membuang kotorannya. Pemeriksaan darah saat merencanakan kehamilan sangat penting, dan idealnya diulang pada tri semester pertama dan terakhir kehamilan. Pemeriksaan darah seperti ini dapat dilakukan di banyak laboratorium kesehatan di negara kita, sayangnya biayanya cukup mahal.
Bagi Anda penggemar kucing, tips berikut dapat dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran parasit toxoplasma :
1. Menyediakan tempat khusus untuk buang air kucing kesayangan Anda.
Anda bisa membeli tempat khusus yang telah diberi cat litter (pasir berbahan zeolit yang dapat Anda beli di toko hewan atau swalayan) atau Anda bisa menggunakan pasir. Latihlah kucing Anda untuk selalu membuang kotoran pada tempat khusus, untuk memudahkan Anda melakukan kontrol terhadap perilaku membuang fesesnya. Buanglah feses kucing setiap hari untuk mencegah ookista bersporulasi menjadi bentuk infektif.
2. Desinfeksi
Lakukan desinfeksi setiap hari dengan air mendidih atau sterilisasi 55 0C pada kandang atau tempat kucing Anda membuang kotoran. Desinfeksi selain dengan kedua cara ini (dengan menggunakan bahan kimia) tidak akan memusnahkan ookista.
3. Kontrol makanan
Hindari memberikan daging mentah pada peliharaan Anda. Usahakan agar kucing Anda tetap berada di rumah agar tidak memangsa rodent atau burung yang mungkin mengandung kista toxoplasma dalam tubuhnya. Berikan makanan yang cukup agar kucing Anda tidak kelaparan lalu memicunya untuk mencari mangsa di luar rumah, hal ini akan mempersulit Anda untuk melakukan kontrol terhadap makanan binatang kesayangan Anda.
Perkembangan lain, selain ada toxo yang berkembang pada organ tubuh kucing. Bulu halus kucing juga dapat menyebabkan gangguan nafas. Terutama pada paru-paru, yang umum disebut nafas mengi (dalam bhs jawa). Nafas ini terjadi bila penggemar kucing sering menciuminya, sehingga sedikitnya 2-3 bulu halus akan ikut terhirup hidung. Sehingga saat bernafas, hidung terasa sedikit gatal dan berbunyi. Biasanya banyak diderita anak-anak dan wanita dewasa yang gemar kucing.
Produk CNI yang bisa membantu mengatasinya yaitu:
• CNI HealthPack 3 in One 2X1 sachet/hari
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk pemesanan PRODUK CNI segera hubungi: ANDY SUBANDONO Telp. 031-70520708, HP. 081 5506 4444
Apa itu Toxoplasmosis ?
Toxoplasmosis atau biasa disebut “toxo” adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Toxoplama gondii. Parasit ini pertama kali ditemukan pada limpa dan hati Ctenodactyles gondii, sejenis hewan pengerat (rodent) dari Sahara, Afrika utara pada tahun 1908. Sedangkan pada manusia baru ditemukan di Cekoslowakia pada 1923. Kucing merupakan hospes definitif (tempat hidup utama) parasit ini. Sebenarnya parasit ini dapat juga ditemukan pada beberapa jenis hewan, namun hanya pada usus kucing parasit berkembang biak secara seksual maupun aseksual dengan cara membelah diri. Infeksi akan terjadi bila bentuk yang infektif ini tertelan oleh hospes yang sesuai, yaitu jenis mamalia, burung, tak terkecuali manusia. Dalam tubuh hospes perantara ini, parasit hanya dapat berkembang biak secara aseksual.
Siklus Parasit Toxoplasma
Kucing dapat mengidap toxoplasma setelah menelan setidaknya satu dari tiga bentuk infektif parasit yaitu : kista, ookista atau takizoit. Siklus intraintestinal akan terjadi bila kista yang terkandung dalam tubuh burung atau tikus (sebagai hospes perantara) tertelan oleh kucing, yang merupakan predatornya.Parasit kemudian akan menggandakan diri pada dinding usus dan menghasilkan ookista, yang terekskresi melalui feses kucing dalam waktu 2-3 minggu. Dalam jangka waktu 5 hari, ookista bersporulasi menjadi bentuk yang infeksius terhadap manusia dan jenis hewan lainnya.
Bentuk ini mempunyai ketahanan yang cukup tinggi terhadap kondisi lingkungan, serta dapat bertahan pada tanah yang cukup lembab dan pasir dalam jangka waktu beberapa bulan. Selama siklus intra intestinal (dalam usus) berlangsung, sejumlah parasit toxoplasma melakukan penetrasi pada dinding usus dan menggandakan diri menjadi bentuk takizoit. Tak lama kemudian bentuk ini akan keluar dari usus dan menyebar ke bagian tubuh lain, untuk memulai siklus ekstra intestinal (diluar usus). Pada akhirnya sistim immune (kekebalan) kucing akan menghambat perkembangan bentuk infeksius ini, dan menyebabkan terkumpulnya bentuk bradizoit yang bersifat dormant (tidur) pada jaringan otak dan otot. Kebanyakan bentuk kista akan tetap terdapat dalam tubuh hospes sepanjang hidupnya dalam keadaan dormant(tidur). Secara perlahan bentuk ini akan berubah menjadi bentuk kista dan menyebabkan infeksi kronik pada hospes perantara. Siklus ekstra intestinal (diluar usus) ini tidak hanya terjadi dalam tubuh kucing, namun dapat juga terjadi pada hospes perantara, termasuk diantaranya manusia.
Bagaimana Penularan Toxoplasma ?
Toxoplasma dapat ditularkan melalui tiga cara :
1. Kontak langsung dengan feses kucing yang telah terinfeksi
Menurut sebuah penelitian, feses(tinja) seekor kucing mengandung tidak kurang dari 10 juta ookista setelah 2 minggu terinfeksi. Bentuk ookista biasanya terjadi 2-5 hari setelah parasit dikeluarkan bersamaan dengan feses(tinja) kucing. Sejauh ini tidak ada metode yang dapat digunakan untuk mencegah binatang peliharaan, khususnya kucing, untuk terinfeksi dan atau menjadi perantara penularan parasit toxoplasma.
2. Memakan daging mentah atau setengah matang
Ratusan jenis hewan mamalia dan burung dapat terinfeksi oleh toxoplasma dengan cara yang hampir sama dengan infeksi yang terjadi pada manusia, yaitu dengan kontak langsung melalui bahan makanan dan air yang telah terkontaminasi oleh parasit toxoplasma. Akibatnya, manusia dapat pula terinfeksi setelah mengkonsumsi jenis hewan yang telah terinfeksi. Pada negara-negara industri, transmisi pada manusia umumnya berkaitan dengan kebiasaan memakan daging setengah matang, terutama daging babi dan domba (pada beberapa daerah di dunia diperkirakan 10% daging domba dan 25% daging babi mengandung bentuk kista toxoplasma). Parasit ini juga dapat terkandung dalam produk susu yang tidak melalui proses pasteurisasi, misalnya susu kambing. Lalat maupun kecoa yang telah melakukan kontak langsung dengan feses kucing juga berpotensi menjadi sumber infeksi.
3. Infeksi kongenital melalui plasenta ibu hamil kepada janinnya.
Parasit toxoplasma tidak dapat menular antar manusia, kecuali dari ibu pada janinnya selama atau sebelum kehamilan berlangsung. Gilbert tahun 2001 memperkirakan bahwa wanita hamil yang menderita toksoplasmosis 25% akan menularkan ke janinnya.
Yang Paling Beresiko Menderita Toxoplasma
Meskipun insiden toxoplasma belum mengalami perubahan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir, kewaspadaan dan perhatian terhadap penyakit ini telah meningkat drastis. Diperkirakan sekitar 30 - 50% populasi dunia telah terinfeksi oleh toxoplasma, dan lebih dari 3000 infeksi toxoplasma terjadi pada kehamilan di Amerika Serikat, sebagian besar tanpa gejala. Penelitian yang dilakukan Gandhahusada tahun 1995 menunjukkan bahwa angka prevalensi toxoplasmosis pada manusia berkisar antara 2-63%, 35-73% pada kucing, 75% pada anjing, 11-61 % pada kambing, 11-36% pada babi, dan kurang dari 10% pada sapi/kerbau (Chandra, 2001).
Kebanyakan infeksi pada manusia dewasa terjadi tanpa gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan seperti peningkatan suhu tubuh dan pembesaran kelenjar limpa. Berdasarkan dampak yang dapat diakibatkan oleh penyakit ini, infeksi kongenital merupakan hal yang patut dicermati. Sekitar 45% penularan toxoplasma terjadi melalui infeksi kongenital. Dari jumlah ini, 60% diantaranya merupakan infeksi sub-klinis, 9% mengakibatkan kematian janin dan 30% menimbulkan dampak yang cukup berat (hydrocephalus, retinochoroiditis, dan retardasi mental).
Dampak infeksi sangat jarang terlihat bila ibu mengalami infeksi pada tri semester terakhir kehamilannya, namun resiko yang lebih buruk terjadi pada infeksi yang berlangsung pada tri semester pertama kehamilan, antara lain kematian janin dan malformasi bayi. Gejala yang lebih jelas terlihat setelah kelahiran, dapat pula muncul beberapa minggu, beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah kelahiran (beberapa gejala klinis bisa jadi baru nampak pada masa pubertas sebagai akibat dari infeksi kongenital). Abnormalitas sistem saraf (retardasi mental) dan penglihatan (kebutaan), hydrocephalus, gangguan pendengaran, demam, jaundice, dengan berbagai komplikasinya, merupakan manifestasi klinis yang biasa dialami oleh pasien toxoplasma. Gejala dan tanda-tanda lain yang mungkin terjadi adalah pembesaran maupun pengecilan kepala, ruam, memar dan pendarahan bawah kulit, anemia serta pembesaran liver dan limpa.
Individu dengan sistem immune yang lemah (pada penderita AIDS, kanker atau pasien transplantasi organ) merupakan golongan yang mempunyai beresiko tinggi menderita infeksi toxoplasma. Parasit dormant yang semula inaktif dapat pecah dan secara tiba-tiba mengganas. Tak heran pada pasien dengan kondisi ini, terutama AIDS, angka relapse dan mortalitas akibat toxoplasma tergolong tinggi.
Mencegah Toxoplasma
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari jangkitan penyakit ini, antara lain dengan melakukan langkah-langkah pencegahan berikut ini :
1. Menghindari makan makanan mentah atau setengah matang, terutama daging babi, sapi dan kambing. Pemanasan yang ideal untuk bahan makanan ini adalah 70oC (158oF) selama 15-30 menit. Selain dengan pemanasan, perlakuan lain tidak akan menghilangkan kista toxoplasma.
2. Hindarilah kontak langsung dengan tanah yang merupakan sarana yang paling potensial mengandung ookista, khususnya bila di sekitar kediaman Anda terdapat kucing. Daya tahan ookista cukup lama pada tanah yang lembab dan terhindar dari sinar matahari langsung. Bila Anda tidak dapat menghindari kontak dengan tanah, gunakanlah sarung tangan dan cucilah tangan Anda setelah kontak dengan sabun dan air.
3. Biasakanlah mencuci sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi.
4. Pola hidup higienis akan lebih menjamin kesehatan. Bagi Anda yang biasa makan dengan menggunakan tangan, cucilah tangan Anda dengan sabun sebelum makan.
5. Mencuci pisau dan perkakas rumah tangga dapur lain setelah digunakan untuk memotong atau menampung daging mentah, sayuran atau buah-buahan yang belum dicuci dengan sabun dan air panas, untuk menghindari kontaminasi silang antara benda atau bahan mentah dengan bahan makanan yang telah matang.
6. Untuk wanita hamil, usahakan untuk menghindari kontak dengan kucing, apalagi membuang kotorannya. Pemeriksaan darah saat merencanakan kehamilan sangat penting, dan idealnya diulang pada tri semester pertama dan terakhir kehamilan. Pemeriksaan darah seperti ini dapat dilakukan di banyak laboratorium kesehatan di negara kita, sayangnya biayanya cukup mahal.
Bagi Anda penggemar kucing, tips berikut dapat dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran parasit toxoplasma :
1. Menyediakan tempat khusus untuk buang air kucing kesayangan Anda.
Anda bisa membeli tempat khusus yang telah diberi cat litter (pasir berbahan zeolit yang dapat Anda beli di toko hewan atau swalayan) atau Anda bisa menggunakan pasir. Latihlah kucing Anda untuk selalu membuang kotoran pada tempat khusus, untuk memudahkan Anda melakukan kontrol terhadap perilaku membuang fesesnya. Buanglah feses kucing setiap hari untuk mencegah ookista bersporulasi menjadi bentuk infektif.
2. Desinfeksi
Lakukan desinfeksi setiap hari dengan air mendidih atau sterilisasi 55 0C pada kandang atau tempat kucing Anda membuang kotoran. Desinfeksi selain dengan kedua cara ini (dengan menggunakan bahan kimia) tidak akan memusnahkan ookista.
3. Kontrol makanan
Hindari memberikan daging mentah pada peliharaan Anda. Usahakan agar kucing Anda tetap berada di rumah agar tidak memangsa rodent atau burung yang mungkin mengandung kista toxoplasma dalam tubuhnya. Berikan makanan yang cukup agar kucing Anda tidak kelaparan lalu memicunya untuk mencari mangsa di luar rumah, hal ini akan mempersulit Anda untuk melakukan kontrol terhadap makanan binatang kesayangan Anda.
Perkembangan lain, selain ada toxo yang berkembang pada organ tubuh kucing. Bulu halus kucing juga dapat menyebabkan gangguan nafas. Terutama pada paru-paru, yang umum disebut nafas mengi (dalam bhs jawa). Nafas ini terjadi bila penggemar kucing sering menciuminya, sehingga sedikitnya 2-3 bulu halus akan ikut terhirup hidung. Sehingga saat bernafas, hidung terasa sedikit gatal dan berbunyi. Biasanya banyak diderita anak-anak dan wanita dewasa yang gemar kucing.
Produk CNI yang bisa membantu mengatasinya yaitu:
• CNI HealthPack 3 in One 2X1 sachet/hari
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk pemesanan PRODUK CNI segera hubungi: ANDY SUBANDONO Telp. 031-70520708, HP. 081 5506 4444